Depok – Suara Kota |
Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Pemerintah Kota Depok, Devi Maryori menjelaskan secara rinci alasan diberhentikan bantuan Santunan Kematian (Sankem) bagi masyarakat Depok.
Devi mengatakan, Pemkot Depok menganggap Sankem sudah tidak relevan lagi. Oleh karena itu dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029, Sankem sudah tidak dimasukan.
“Keputusan pemberhentian Santunan Kematian ini bukan ujug-ujug dari saya atau Dinsos. Setelah kami beberapa kali rapat dengan Bappeda. Jadi Sankem untuk saat ini dan seterusnya sudah tidak relevan lagi dengan RPJMD 2025 hingga 2029 makanya di stop,” kata Devi pada Suara Kota di ruang kerjanya, Senin (30/6/2025).

Devi menjelaskan, RPJMD merupakan rangkuman semua program-program prioritas dari visi misi Walikota dan Wakil Walikota Depok. Bahkan ia membeberkan kalau Sankem tidak masuk dalam janji kampanye Walikota Depok Supian Suri ketika Pilkada kemarin.
“Intinya di RPJMD sekarang kan tidak ada Santunan Kematian, itu aja intinya. Kalau kita bikin Santunan Kematian ya tidak sesuai lah, kan gitu. Semuanya kan yang bikin Bappeda dan itu janji Walikota, program prioritas Walikota, visi misi Walikota baru kan itu yang merangkum Bappeda semua. Dari KPU, waktu kampanye, waktu debat, program yang ditungkan di kampanye jadi itu semuanya yang dirangkum, jadi kalau melenceng ya aneh kan,” ucap Devi.
Lebih jauh Devi mengungkapkan, dari semua uraian misi Walikota Depok, Supian Suri bantuan Sankem bagi masyarakat tidak ada di dalamnya.
“Betul, coba aja deh lihat uraian dari misi dari satu sampai empat, ada tidak Sankem? Karena tidak ada, kecuali beliau memprogramkan saat kampanye, jadi masyarakat harap maklum. Kalau menurut saya tidak ada yang aneh tapi mungkin masyarakat memandangnya kan lewat kacamata lain. Jadi masyarakat perlu di edukasi agar paham bahwa ganti kepemimpinan, kan pemimpin baru ada program-program prioritas yang harus dilaksanakan, karena ini akan dipertangungjawabkan di akhir kepemimpinan beliau. RPJMD ini akan di Perdakan, mau dibawa ke dewan. Pokoknya tadi terakhir rapat rencana akhir (Rahhir) RPJMD,” terang Devi.
“Intinya kita melaksanakan kegiatan sesuai amanah dari atasan juga, menyesuaikan dengan draf langkah pak Walikota juga,” tambahnya.
Anggaran Sankem, lanjut Devi, berasal dari Bantuan Tidak Terencana (BTT). Oleh karena bantuan Sankem dihentikan maka anggarannya akan dikembalikan ke BTT untuk dipergunakan semisal bencana atau lainnya.
“Yang kami akan lakukan kedepan misalnya Rumah Didik Anak Istimewa sekarang kan nomenklaturnya Rumah Kreatif Anak Istimewa tapi saya rasa untuk saat ini kan itu tidak memerlukan anggaran ya. Sementara kita gunakan perpustakaan untuk screning kesehatan, untuk konseling dan untuk ekrafnya kita gunakan lantai 8 gedung parkir yang ekraf itu. Untuk muatan nanti OPD terkait akan memberikan sesuai dengan tupoksinya, misalnya Disdik bisa memberikan pelajaran umum, masing-masing perangkat dinas memberikan kontribusi. Jadi saya bilang untuk peganti Sankem kan tidak mungkin juga karena kami yang mengisi para OPD untuk muatan di Rumah Kreatif Anak Istimewa itu. Untuk alokasi dana Sankem saya tidak bisa menjawab karena bukan ranah saya,” tandas Devi.
Dikesempatan yang sama Kordinator Perlindungan Jaminan Sosial Dinas Sosial Pemerintah Kota Depok, Muliasri mengatakan, target penerima manfaat dari Sankem berjumlah 3.100 per tahun.
“Pengajuan tahap 1 akhir tahun (Oktober, November dan Desember) 2024, tahap 2 pengajuan Januari 2025, tahap 3 pengajuan Februari 2025. Untuk usulan tahap 4 dan 5 pada Maret, April dan Mei sudah diajukan dan disetujui, tinggal menunggu SK Walikota Depok, untuk pencairan perkiraan juli dan agustus.
Sedangkan untuk pencairannya, Muliasri mengatakan tahap 1 sebanyak 378 ahli waris menerima pencairan pada tanggal 26 dan 27 Februari kemarin.
“Tahap 2 cair 30 April untuk 246 ahli waris dan tahap 3 cair 8 dan 9 Juli untuk 247 ahli waris. Untuk nominalnya tinggal satu penerima Sankem di kalikan 2 juta,” pungkas Muliasri.
Sementara, Siti (47) warga Sukmajaya yang pernah menerima Sankem pada bulan Februari mengatakan, sangat terbantu dengan bantuan Sankem tersebut.
“Membantu banget, saya kan sudah janda ditinggal meninggal suami, bantuan Sankem kemarin saya pakai untuk bayar bulanan sekolah anak dan modal usaha kecil-kecilan untuk bertahan hidup. Saya harap kalau memang Sankem di stop, ya bisa diberikan bantuan yang lain dari pemerintah,” ucap Siti.
(SK/Martchel)