Depok – Suara Kota |
Demokrasi Kota Depok dikotori oleh oknum premanisme yang melakukan persekusi terhadap kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat melakukan sosialisasi di wilayah Kecamatan Tapos.
Oknum preman yang menyebut namanya Oci itu terlihat dalam video sedang mencaci maki kader PKS yang tengah melakukan kampanye pemenangan paslon Imam Budi Hartono – Ririn Farabi Arafiq.
Lelaki tersebut terlihat dalam dua video yang beredar mencaci maki dua grup kader perempuan PKS dengan ujaran bernada kebencian dan melakukan kekerasan terhadap perempuan.
Dalam video juga disebutkan Oci merupakan warga RT 06 RW 22 Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos Kota Depok.
Oci juga mencaci maki kader PKS yang tengah melakukan kampanye secara door to door atau dari pintu ke pintu dengan menjelek-jelekkan nama PKS dan aspirasinya.
“Disini ga ada aspirasi PKS, disini adanya aspirasi PAN pendukungnya 02 (Paslon Supian Suri-Chandra Rahmansyah),” kata pria diduga preman itu dalam video yang beredar.
Anggota DPRD Kota Depok Dapil Cilodong-Tapos yang juga kader PKS, Ade Firmansyah mengaku murka. Namun, dirinya meminta semua agar tetap menahan diri.
Ia mengajak seluruh pendukung IBH-Ririn agar tetap tenang dan jangan terpancing emosi. Adef sapaan akrabnya tetap mengajak agar seluruh pendukung paslon nomor urut 1 mengedepankan politik santun.
“Lanjutkan kampanye dengan sosialisikan program IBH-Ririn dengan santun, jangan terbawa emosi. Kita percayakan aparat hukum yang menangani masalah tersebut,” kata Ade Firmansyah kepada wartawan, Sabtu (9/11/2024).
Adef juga mengatakan apa yang terjadi merupakan sinyal kemenangan pasangan IBH-Ririn pada pesta demokrasi Kota Depok yang direncanakan berlangsung pada 27 November mendatang.
“Berfikir positif lebih baik, saya rasa ini sinyal kemenangan paslon nomor urut 1 pak Imam Budi Hartono dan ibu Ririn Farabi,” tuturnya.
Ketua LSM Gelombang, Cahyo Putranto Budiman mengatakan apa yang dilakukan oknum preman tersebut telah mencoreng Demokrasi di Kota Depok.
Aksi premanisme dengan membawa-bawa nama penguasa wilayah dianggap Cahyo merupakan cara-cara kuno yang meski harus dihilangkang.
Cahyo meminta agar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Depok tidak tinggal diam dan harus segera mengambil tindakan tegas.
“Dari mana orang itu tau pasti kalau di wilayah itu wilayah PAN dan Paslon 02? Apa warga disitu pasti nyoblos 02 semua? Terus partai lain atau paslon 01 gak boleh gerak kampanye door to door di wilayah tersebut?,” pungkasnya.
(SK/Martchel)